5.05.2008

Software Anti-Situs Porno Hanya Efektif 10-20% Saja


JAKARTA - Software anti-situs porno yang akan diluncurkan besok di Gedung ITS Surabaya ternyata terdiri dari banyak versi. Bahkan sebuah software yang lebih canggih masih dikembangkan hingga saat ini.

Software anti-situs porno kemungkinan besar akan disebarkan tanpa biaya alias gratis. Nantinya software tersebut akan bekerja dengan memfilter situs-situs porno dalam beberapa cara.

"Cara pertama adalah dengan menyaring situs berdasarkan nama situs, kedua adalah melalui keyword yang digunakan, kemudian pelacakan IP address, serta melalui proses DNS Poisoning yang menghubungkan nama URL dengan nama IP," ujar salah satu staf ahli Menteri Komunikasi dan Informasi Son Kuswedi, yang juga terlibat dalam pengembangan software ini, ketika ditemui usai rapat Menkominfo dengan komunitas ISP di Gedung Depkominfo Jakarta, Kamis (27/3/2008) sore.

Namun ternyata, semua cara ini diprediksi pemerintah masih akan bermasalah. Bahkan prosesnya diyakini hanya mampu memblokir sekira 10 hingga 20 persen situs porno yang ada.

"Untuk penyaringan dengan menggunakan nama situs saja tidak mudah karena banyak juga situs porno yang menggunakan nama sopan. Atau jika dengan menggunakan keyword yang mengandung kata-kata seksualitas maka akan bentrok dengan situs kedokteran. Bisa jadi situs kedokteran pun akan ikut terjaring karena mereka pun terdeteksi menggunakan istilah-istilah seks," ujar Kuswedi.

Kuswedi pun mengaku bahwa ada software yang mampu menjaringan situs dengan kinerja penyaringan hingga 60 persen lebih. Software tersebut dipercaya mampu memblokir situs porno melalui deteksi gambar. Depkominfo dan para ilmuwan di ITS pun saat ini masih mengembangkan software ini.

"Nantinya gambar-gambar tersebut dipindai terlebih dahulu dan difilter melalui titik-titik RGB yang dimiliki dengan menggunakan teknik edge detection. Teknik tersebut dapat melihat tonjolan-tonjolan dalam sebuah gambar. Nantinya banyaknya jumlah tonjolan itulah yang akan mengindikasikan situs ini porno atau tidak," jelas Kuswedi.

Namun sayangnya, Kuswedi tidak yakin bahwa software ini dapat digunakan terkait beberapa halangan. Pertama adalah kapasitas bandwidth yang kurang mendukung dan lamanya proses pemindaian gambar tersebut.